Antara Kerasnya Kemauan dan Suratan Takdir

ANTARA KERASNYA KEMAUAN DAN SURATAN TAKDIR

"Kerasanya kemauan yang bergelora, tidak akan mampu mengoyak tirai (suratan) takdir Allah." Himamu sawabiq (kemauan yang keras) termasuk suatu kekuatan yang dimiliki manusia atas izin Allah untuk memperoleh sesuatu yang dicari dalam kehidupan duniawi. Kemauan keras ini oleh ahli tasawuf dinamakan himmah. Mereka berkata: "Si Fulan memiliki cita-cita untuk meraih sesuatu, lalu ia berusaha keras untuk memperolehnya.

Namun demikian semangat dan cita-cita hamba Allah, tetap tidak terlepas dari iradah dan izin Allah. Pada akhirnya segala kekuatan yang dimiliki manusia itu terbatas dan akan tertambat pada kehendak. dan takdir Allah Ta'ala. Karena cita-cita yang keras dan kuatnya semangat tidak mampu menerobos takdir Allah swt.

Himmah itu bagi para wali, kekasih Allah, bisa jadi kekeramatan. Tetapi bagi selain mereka, bisa jadi sebuah pemberian dalam kerangka untuk menjatuhkan dan membinasakan atau sebagai tipudaya (istidraj). Sebagaimana kekuatan sorot mata, dan yang terjadi pada penyihir. Karena pengaruh tatapan mata itu memang ada, begitu pula sihir dengan karakter jahatnya yang bisa menghancurkan.

Walhasil, seseorang wajib berkeyakinan bahwa himmah itu hanyalah sebab yang tidak memiliki pengaruh dan tidak pula yang melakukannya. Karena yang berbuat dan yang melakukan itu, hanya¬lah Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa, bukan karena himmah dan sebab-sebab itu. Seakan pengarang (Ibnu Athaillah) dengan penyataan-nya itu hanya ingin menyampaikan masalah ini, bahwa sebaik apapun pengaturan, tidak memiliki pengaruh dan tidak pula ada faedahnya. Karena apabila keras dan kuatnya himmah saja tidak dapat merobek tirai takdir, apalagi pengaturan dan perencanaan. Pada akhirnya, antara himmah, dan perencanaan akan terbentur dengan takdir, dan yang terakhir inilah yang berlaku. Oleh sebab itu, bagi orang yang berakal sempurna, jangan hanya terfokus dan mengandalkan pada perencanaan. Dan karena itu pula, Ibnu Athaillah selanjutnya berkata sebagai berikut.

IHWAL ORANG-ORANG ARIF DALAM MASALAH PERENCANAAN


"Tenangkan diri Anda dari memikirkan urusan duniawi, karena apa yang telah direncanakan Allah  Ta 'ala bagi Anda, janganlah Anda sibuk memikirkannya."

Perencanaan makhluk terhadap persoalan keduniaan mereka, dalam kontek ini, merupakan perbuatan yang tercela. Karena Allah swt. telah menanggung dan menangani persoalan keduniaan mereka. Dengan begitu Allah menghendaki agar hati mereka tidak sibuk memikirkan urusan keduniaan, tetapi supaya terfokus dan mendaya fungsikan segala potensi untuk mengabdi dan beribadah serta memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada Allah swt. saja.

Dialah, Allah yang merencanakan dan menentukan segala persoalan hidup seorang hamba. Apa yang dilakukan seorang hamba dalam ke-rangka mengatur dan merencanakan nasib hidupnya sesuai dengan keinginan dan seleranya, hanyalah buang-buang energi yang hanya membuatnya kelelahan dan kepayahan yang amat sangat. Karena bisa jadi sebagian besar yang direncanakan itu, tidak menjadi kenyataan karena tidak sesuai dengan kehendak dan takdir Allah. Sehingga dengan begitu ia akan kecewa berat, melawan hukum ketuhanan dan mencaci maki takdir. Umurnya habis, usahanya menjadi sia-sia, sementara ia telah mengabaikan dan meninggalkan kewajiban pengabdian dan beribadah kepada Allah. Tindakan dan perlakuan semacam ini, harus dijauhi dan ditinggalkan oleh orang-orang yang berakal sehat.

Sahal bin Abdillah ra. berkata: "Tinggalkanlah ikhtiar dan memikirkan urusan dunia, karena keduanya hanyalah akan mengeruhkan kehidupan manusia."

SayidAbu Hasan As-Syadzili berkata: "Bila membuat perencanaan itu menjadi sebuah keharusan bagi Anda, maka lakukanlah. Tetapi janganlah Anda merisaukan bila ternyata rencana Anda itu tidak terlaksana karena tidak diizinkan oleh Allah." Masalah ini, merupakan persoalan pokok dan dasar jalan suatu kaum. Pembahasan mengenai masalah ini, membutuhkan ulasan yang panjang, namun kami hanya mengemukakan secara singkat saja. Karena pengarang (Ibnu Athaillah) telah membahas masalah ini dalam kitab tersendiri, yaitu kitab At-Tanwir fit Isqaathit Tadbiir, dengan ulasan yang begitu bagus dan sangat mendalam, kiranya kami tidak perlu mengulasnya di dalam kitab ini. Simak dan bacalah kitab itu, Anda akan memperoleh banyak manfaat dan mendapatkan jawaban atas berbagai persoalan Anda yang terkait dengan masalah ini, insya Allah.

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Batin dengan Dzikir - Iradah - Istiqamah serta Malu

Mujahadah

HINDARI BERAMAL DEMI MENCARI POPULARITAS

Arti Kesehatanmu

Etika Bisnis