Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2016

Ilmu Batin dengan Dzikir - Iradah - Istiqamah serta Malu

Gambar
Dzikir - Iradah - Istiqamah dan Malu Dzikir Jika kamu melihat surga, maka merumputlah di kebunnya. Ditanya, Apa itu kebun surga?"Jawab Rasulullah, "Majelis Dzikir.” [H R. AtTurmudzi] Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah dengan ingatan yang banyak. [QS. Al-Ahzab 41] Dalam hadis dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Ingatlah, aku akan memberitaku kalian tentang sebaik-baik amal kalian, paling sucinya amal kalian di sisi Raja kalian, paling tingginya amal kalian dalam tingkatan beberapa derajat, dan paling baik pemberiannya daripada emas dan perak. Jika kalian bertemu musuh-musuh kalian, maka kalian memukul leher-leher mereka dan mereka (membalas) me­mukul leher-leher kalian. ” Para sahabat bertanya, “Apa itu, wahai Rasulullah?” Maka Rasulullah saw. bersabda: Hari kiamat tidak akan datang atas seseorang yang mengucap­kan: Allah, Allah. [HR. Muslim] Dalam hadis Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. ber­sabda: Kiamat tidak akan terjadi di

Pengertian Shidiq dalam Islam

Gambar
Pengertian Shidiq Add caption Orang yang benar adalah yang mempersiapkan Kematiannya dan dia tidak akan malu jika rahasia pribadinya terungkap (diketahui orang). [Abu Said al Qurasyi] Shidiq artinya benar. Pada tingkatan yang lebih tinggi yaitu bagi orang yang banyak atau sangat banyak kebena­ran. Maksudnya, orang yang shidiq ialah yang kehidupannya banyak didominasi oleh nilai-nilai kebenaran. Paling rendah tingkatan shidiq ialah kesamaan bagi seseorang, antara yang rahasia dan yang tampak. Orang yang shidiq dinamakan shadiq, yaitu pelaku kebenaran. Shadiq, memiliki kebenaran dalam setiap perilaku, hati dan uca­pannya. Sementara ash-shidiqqi adalah orang yang benar dalam setiap ucapan, perbuatan dan keadaannya. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. [QS. Ath Taubah 119] Dalam hadis Abdullah bin Mas’ud diterangkan bahwa Rasu­lullah saw. bersabda: Seorang hamba senantiasa berbuat benar

Ubudiyah

Gambar
Pengertian Ubudiyah Dalam Islam dalam Riyadho Membuka Mata Bathin dan Indra Keenam Ubudiyah adalah melakukan ketaatan secara sungguh-sung­guh dengan pengagungan, memandang apa-apa yang datang dari diri sendiri dengan pandangan merendahkan, dan menyak­sikan sesuatu yang dihasilkan dari perjalanan hidup sebagai kete­tapan. Menurut pendapat lain, ubudiyah adalah meninggalkan ikhtiar (usaha/pilihan) terhadap sesuatu yang nyata sebagai suatu kete­tapan. Sebagian ulama berpendapat bahwa ubudiyah adalah meno­lak daya upaya dan kekuatan kemudian mengakui sesuatu yang telah diberikan itu diatur oleh Allah, misalnya berupa umur pan­jang dan anugerah. Abu Abdullah Muhammad bin Khafif pernah ditanya, kapan ubudiyah dianggap sah? Maka dijawab, “Apabila seseorang telah melimpahkan semua urusan kepada Tuhannya dan bersabar dalam menerima cobaan .” Sahal bin Abdullah menyatakan bahwa ibadah seseorang tidak dianggap sah, hingga dia tidak mengeluh dari empat hal, yaitu tidak me

Muroqobah Ilmu Untuk Pembuka Mata Bathin dan Indra Keenam

Gambar
Barangsiapa yang dapat mewujudkan muroqobah (pengawasan), maka dia takut kehilangan bagian dari Tuhannya, bukan takut pada yang lain. [Aljunaid] Murogobah adalah ilmu hamba untuk melihat Allah swt. Sedangkan yang konsisten terhadap ilmu itu adalah yang mengawasi (menjaga atau merasa diri diawasi selalu, sehingga membentuk selalu waspada terhadap syariat Allah). Ini merupakan dasar tiap-tiap kebaikan. Seseorang tidak akan sampai pada maqam muraqabah, kecuali setelah menyelesaikan pengawasan pada dirinya sendiri. Jika orang mengawasi dirinya sendiri terhadap segala perbuatan yang telah lalu, memperbaiki keadaannya di saat sekarang, maka selalu berada di jalan yang benar. Lalu mengadakan komunikasi baik dengan Allah swt. sambil menjaga hati, memelihara nafas ahar selalu terbuka hijab dengan Allah. Bahkan memeliharaNya dalam segala hal, maka dia akan mengetahui dengan mata batinnya bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pengawas dan Dzat Yang Maha dekat dengan hatinya. Or

Sabar dengan Mengekang Hawa Nafsu

Gambar
Sabar adalah tetap bersama Allah swt. dan menerima cobaanNya dengan lapang dada dan senang hati. Kebanyakan manusia hatinya disibukkan dengan kegelisahan-kegelisahan. Adanya kegelisahan di dalam hati, dapat mengotori mata batin. Karenanya, untuk melepaskan kegelisahan dalam hati, tiada lain yang dapat ditempuh kecuali belajar sabar . Sabar adalah mengekang nafsu terhadap sesuatu yang menggelisahkan atau kelezatan yang meninggalkan dirinya. Ini termasuk sifat terpuji. Sabarlah engkau (ya Muhammad), tiada kesabaranmu itu kecuali dengan pertolongan Allah swt. [QS. An Nahl 127] Dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: Sabar yang sempurna adalah pada pukulan (saat pertama menghadapi cobaan) . [HR. Bukhari dan Muslim] Dari Anas bin Malik dikatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “ Sabar yang sempurna adalah pada pukulan (saat menghadapi cobaan) yang pertama.” Anas bin Malik membagi sabar menjadi dua bagian, yaitu sabar yang berkaitan dengan ikhti

Memperkuat Keyakinan

Gambar
Keyakinan Dapat Mencerahkan Mata Hati Dengan Keyakinan Yang Kuat mata hati bisa tercerahkan sebagaimana Firman Allah yang artinya : Orang-orang yang beriman kepada (kitab) yang diturunkan kepada engkau (ya Muhammad), dan (kitab-kitab) yang diturunkan sebelum engkau, sedang mereka yakin akan adanya (hari) akhir . [QS. Al Baqarah 40] Dari Abdullah bin Mas’ud ra. diterangkan bahwa Rasulullah . bersabda: Engkau tentu tidak akan rela kepada seseorang sebab kemurkaan Allah swt. Engkau tentu tidak akan mencela kepada seseorang atas keutamaan Allah swt. Dan engkau tentu tidak akan memuji kepada seseorang atas apa yang tidak diberikan kepada Allah kepadamu. Apabila Allah swt. memberikan re-jeki, dan ketamakan orang yang tamak tak akan mampu menghalanginya dan kebencian orang yang benci tak akan mampu menolaknya. Sesungguhnya Allah swt. dengan sifat adil dan qisthNya menjadikan kebahagiaan dan kesenangan dalam kerelaan dan keyakinan dan menjadikan kesusahan dan kedu-kacitaan dal

Khusu' dan Tawadhu'

Gambar
Khusyu’ ialah mencari keselamatan untuk kebenaran. Yakni kebenaran dari Allah semata. Adapun tawa-dhu’ adalah rendah diri atau tunduk (menyerahkan diri) demi kebenaran dan meninggalkan sesuatu yang bertentangan dengan syariat. Jika seseorang mampu melatih jiwanya, niscaya mata batinnya menjadi tajam dan indra keenam menjadi sangat peka. Oleh karena itu orang-orang sufi senantiasa menempuh jalan khusyu’, karena dapat membuka hijab antara dirinya dengan Allah. Tanpa kekhusyu’an, dzikir dan wirid menjadi melayang bagaikan asap tak berbekas. Tanpa khusyu’ shalat yang dikerjakan hanyalah merupakan kesibukan. Kesibukan shalat orang yang tak khusyu’ ialah ramai dengan gerakan lahiriah dan ucapan-ucapan yang sebatas lafal-lafal belaka. Khusyu’ adanya di dalam hati yang memancar pada perilaku. Orang yang tajam mata batinnya, ketika shalat ia bisa khusyu’ dan seolah-olah berdialog langsung dengan Tuhannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa tanda-tanda orang khusyu' adalah jika ia

Menjernihkan Hati dan Berlapang Dada

Gambar
Menjernihkan hati dan berlapang dada merupakan riyadha (latihan). Riyadha yang harus ditempuh oleh seseorang yang menghendaki mata batinnya tajam. Ini merupakan sarana pendakian untuk mencapai maqam ma’rifat. Menjernihkan hati dan berlapang dada disebut juga ridha atau ikhlas. Hujjatul Imam Al Ghazali berkata bahwa ikhlas adalah pintu Allah Taala terbesar. Barangsiapa menemukan jalan ke situ, mampu memandang dengan mata hatinya ke sana, maka ia akan mendapatkan karomah (keistimewaan). Ia akan mendapatkan kedudukan yang tinggi. Rabiah al-Adawiyah pernah ditanya, “Kapankah seseorang itu ridha kepada Allah?” Maka ia menjawab, “Jika kegembiraannya menerima musibah sama dengan kegembiraannya menerima nikmat.” Seseorang yang telah mencapai maqam ini, hatinya senantiasa berada dalam ketenangan, sebab tidak diguncangkan oleh apa pun. Segala yang terjadi di alam ini bergantung dari qadr Allah swt. Ia menerima sebagai kenyataan hidup. Ada pula yang berpendapat, “Ikhlas adala

Berserah Diri

Gambar
Berserah diri kepada Allah seolah-olah seperti mayat adalah tawakal. Tawakal merupakan jalan yang harus ditempuh oleh orang beriman. Dalam kesufian, tawakal adalah anak tangga yang harus didaki sehingga seseorang bisa sampai ke puncak ma'rifatullah. Jika seseorang telah mencapai maqam ma’rifat maka terbukalah hijab keajaiban. Ia mampu menggunakan mata batinnya untuk kebaikan. Tanpa tawakal, tak mungkin penempuh jalan sufi dapat mencapai maqam tertinggi. Tawakal adalah istilah dari kata dasar wakala, yang secara umum dimaknai sebagai sikap menyerah kepada kehendak Allah tanpa melakukan tindakan apa pun. Menurut Ibn Faris, bahwa tawakal berarti mengandalkan pihak lain berkenaan dengan urusan yang seharusnya menjadi tanggungjawab pihak yang mengandalkan. Sekarang pertanyaannya, siapakah yang diandalkan? Tentu saja Allah Yang Maha Kuasa atas semua hambaNya. Di dalam Al Qur'an diterangkan, “Dan Dia adalah menjadi wakil atas segala sesuatu.” Dalam ayat lain

Arti Kesehatanmu

Etika Bisnis